Selasa, 10 Februari 2015

JURNAL UMUM


Jurnal (dalam bahasa Inggris Journal) adalah catatan akuntansi permanen yang pertama (book of original entry), yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan secara kronologis dengan menyebutkan akun yang di Debet maupun yang di Kredit.

Fungsi Jurnal

Fungsi jurnal meliputi :
  • Fungsi historis, yaitu jurnal merupakan kegiatan mencatat semua transaksi keuangan secara kronologis atau berurutan sesuai dengan tanggal terjadinya.
  • Fungsi mencatat, yaitu jurnal merupakan pencatatan yang lengkap terperinci, artinya semua transaksi dengan sumbernya harus dicatat tanpa ada yang ketinggalan.
  • Fungsi analisis, yaitu jurnal menganalisis transaksi untuk menentukan akun yang harus di Debet maaupun yang di Kredit.
  • Fungsi instruktif, yaitu jurnal merupakan perintah memposting dalam buku besar baik yang di Debet maupun yang di Kredit sesuai hasil analisis dalam jurnal.
  • Fungsi informatif, yaitu jurnal memberikan keterangan kegiatan perusahaan secara jelas.

Bentuk Jurnal Umum

Bentuk jurnal umum adalah : Jurnal Umum
Halaman : (1)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
1 2 3 4 5
Keterangan :
  • 1) Diisi dengan nomor halaman jurnal secara berurutan.
  • 2) Diisi dengan tanggal terjadinya transaksi secara berurutan dengan kronologis terjadinya transaksi.
  • 3) Diisi nomor surat bukti transaksi.
  • 4) Diisi dengan nama akun yang di debet ditulis terlebih dahulu, baris bawahnya ditulis akun yang di kredit dan ditulis menjorok ke sebelah kanan. Selanjutnya baris bawahnya ditulis penjelasan ringkas transaksi yang bersangkutan.
  • 5) Diisi nomor kode akun, tetapi ingat nomor kode akun ini diisi hanya jika akan diposting ke buku besar.
  • (6) Dan (7) diisi dengan jumlah rupiah dari akun yang di debet maupun yang di kredit.
Sebelum bukti transaksi keuangan dicatat dalam jurnal, terlebih dahulu dilakukan analisis untuk menentukan pengaruhnya terhadap akun-akun di perusahaan. Pola pencatatan transaksi dalam jurnal diatur dalam sebuah mekanisme Debet dan Kredit. Pengertian Debet dalam Akuntansi menunjukan sisi sebelah kiri dan Kredit menunjukan sebelah kanan. Mekanisme Debet dan Kredit terlihat dalam tabel sebagai berikut :
Bertambah Berkurang
Harta Debet Kredit
Utang Kredit Debet
Modal Kredit Debet
Pendapatan Kredit Debet
Beban Debet Kredit

Contoh Transaksi

Berikut ini contoh pencatatan dalam jurnal umum untuk transaksi yang terjadi selama bulan Mei tahun 2006 di perusahaan MAMAT TAILOR
1 Mei: Tn. MAMAT menyetor uang pribadi ke dalam perusahaan “MAMAT TAILOR” sebagai modal awal usaha jahit sebesar Rp 4.000.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 4.000.000,- (Debet)
  • Modal Tn. Ali Bertambah Rp 4.000.000,- (Kredit)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
1 Mei Kas
4000000

Modal
4000000
2 Mei: Disewa sebuah ruko untuk usaha jahit dengan membayar Rp 1.200.000,- untuk 6 bulan. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Sewa Dibayar Dimuka bertambah Rp 1.200.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 1.200.000,- (Kredit)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
2 Mei Sewa Dibayar Di Muka
1200000

Kas
1200000
4 Mei: Dibeli tunai perlengkapan jahit dari Toko Jaya dengan harga Rp 800.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Perlengkapan Jahit bertambah Rp 800.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
4 Mei Perlengkapan jahit
800000

Kas
800000
10 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian langganan seharga Rp 300.000 dan langsung diterima pembayarannya. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas bertambah Rp 300.000,- (Debet)
  • Pendapatan perusahaan bertambah Rp 300.000,- (Kredit)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
10 Mei Kas
300000

Pendapatan perusahaan
300000
12 Mei: Dibeli peralatan jahit dari Toko Sekawan seharga Rp 1.500.000,- baru dibayar Rp500.000,- Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Peralatan Jahit bertambah Rp 1.500.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 500.000,- (Kredit)
  • Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) bertambah Rp 1.000.000,- (Kredit)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
12 Mei Peralatan jahit
1500000

Kas
500000

Utang perusahaan
1000000
18 Mei: Telah diselesaikan jahitan pakaian Tn. Ahmad seharga Rp 1.700.000 sudah dikirimkan tagihannya. Analisis transaksi :
  • Harta perusahaan dalam bentuk Piutang Usaha bertambah Rp 1.700.000,- (Debet)
  • Pendapatan perusahaan bertambah Rp 1.700.000,- (Kredit)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
18 Mei Piutang usaha
1700000

Pendapatan jahit
1700000
19 Mei: Dibayar ke Toko Sekawan Rp 800.000,- atas pembelian peralatan jahit tanggal 12 Mei. Analisis transaksi :
  • Utang perusahaan (ke Toko Sekawan) berkurang Rp 800.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 800.000,- (Kredit)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
19 Mei Utang perusahaan
800000

Kas
800000
20 Mei: Dibayar gaji pegawai untuk 2 minggu kerja Rp 200.000,-
  • Beban Gaji bertambah Rp 200.000,- (Debet)
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 200.000,- (Kredit)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
19 Mei Beban Gaji
200000

Kas
200000
21 Mei: Diterima pinjaman dari BCA Rp 2.000.000,- dikenakan biaya administrasi Rp250.000.
  • Kas bertambah Rp 1750000,-
  • Beban administrasi bertambah Rp 250000,-
  • Utang bank bertambah Rp 2000000,-
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
21 Mei Kas
1750000

Beban administrasi
250000

Utang bank
2000000
22 Mei: Tn. Ali mengambil uang perusahaan untuk keperluan pribadi Rp 400.000,-
  • Harta perusahaan dalam bentuk Kas berkurang Rp 400.000,- (Kredit)
  • Pengambilan pemilik (Prive) bertambah Rp 400.000,- (Debet)
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
22 Mei Prive
400000

Kas
400000
Jurnal umum secara utuh 31 Desember:
ALI TAILOR Jurnal Umum Per 31 Mei 2006
Tanggal Nama Akun Referensi Debet Kredit
1 Mei Kas
4000000

Modal
4000000
2 Mei Sewa Dibayar Di Muka
1200000

Kas
1200000
4 Mei Perlengkapan jahit
800000

Kas
800000
10 Mei Kas
300000

Pendapatan perusahaan
300000
12 Mei Peralatan jahit
1500000

Kas
500000

Utang usaha
1000000
18 Mei Piutang usaha
1700000

Pendapatan jahit
1700000
19 Mei Utang usaha
800000

Kas
800000
21 Mei Kas
1750000

Beban administrasi
250000

Utang bank
2000000
22 Mei Prive
400000

Kas
400000


Total 12700000 12700000

LAPORAN KEUANGAN


Dalam prinsip-prinsip akuntansi Indonesia diterangkan bahwa laporan keuangan adalah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya, antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana.
Pada umumnya yang menjadi unsur utama dari laporan keuangan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal atau laporan laba yang ditahan. Tetapi dalam praktek untuk lebih menjelaskan kepada para pemakai laporan keuangan, sering diikutsertakan laporan-laporan lainnya, seperti laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas, dsb.
Tujuan laporan keuangan ialah untuk menyediakan informasi berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga bermanfaat bagi sebagian besar pembaca laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sedangkan fungsi laporan keuangan adalah untuk mengetahui berbagai macam kodisi keuangan perusahaan.
B. UNSUR-UNSUR LAPORAN KEUANGAN
a. NERACA
Neraca adalah laporan mengenai harta, hutang, dan modal suatu perusahaan pada suatu saat tertentu yang disusun secara sistematis. Dengan demikian isi neraca terdiri dari 3 bagian utama, yaitu harta (aktiva), hutang, dan modal. Isi neraca itu harus dapat memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu.
1. Harta
Harta dikelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu harta lancar dan harta tidak lancar, yang termasuk harta lancar, yaitu :
1) Uang tunai (kas)
2) Surat berharga
3) Piutang wesel
4) Piutang dagang
5) Persediaan : persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, persediaan barang jadi
6) Piutang penghasilan
7) Beban yang dibayar dimuka
Harta tidak lancar adalah harta yang mempunyai masa kegunaan lebih dari satu tahun, atau manfaatnya dapat dinikmati dalam beberapa periode akuntansi, yang termasuk harta tidak lancar, yaitu :
1) Investasi jangka panjang.
2) Harta tetap berwujud : tanah, gedung, mesin, kendaraan, peralatan kantor.
3) Harta tetap tidak berwujud : hak paten, hak copyright, goodwill, hak trade mark atau merk dagang.
4) Beban yang ditangguhkan : beban penelitian, beban pemasaran.
5) Harta lain-lain : bangunan atau tanah yang masih dalam poses penyelesaian.
2. Hutang
Hutang dikelompokkan menjadi dua yaitu hutang lancar(hutang yang harus dilunasi dalam jangka pendek) dan hutang jangka panjang. Yang termasuk hutang lancar, yaitu :
1) Hutang dagang.
2) Hutang wesel.
3) Beban-beban.
4) Hutang pajak.
5) Pendapatan diterima dimuka.
Hutang jangka panjang adalah hutang yang pelunasannya lebih dari setahun lagi sejak tanggal neraca. Yang termasuk hutang jangka panjang, yaitu :
1) Hutang obligasi.
2) Hutang hipotek.
3. Modal
Modal adalah hak atau tuntunan pemilik atas harta perusahaan, atau kelebihan nilai harta perusahaan daripada jumlah hutang-hutangnya.
Bentuk Neraca
Pada umumnya bentuk neraca ada dua macam yaitu :
a) Bentuk Skontro
Dalam bentuk ini semua harta perusahaan disusun di sisi kiri (debet), hutang dan modal disusun di sisi kanan (kredit). Sedangkan di tengah bagian atas ditulis judul yang berisi nama perusahaan, kata “neraca” dan tanggal neraca .
b)Bentuk vertical (Report Form)
Dalam bentuk ini harta, hutang, dan modal disusun berurutan ke bawah

C. LAPORAN RUGI LABA
Laporan rugi laba(income statement) adalah laporan yang disusun secara sistematis tentang penghasilan yang diperoleh, dan beban –beban yang terjadi dalam kegiatan usaha perusahaan selama periode tertentu. Laporan rugi laba berisi informasi mengenai sumber dari mana penghasilan itu diperoleh, dan beban-beban apa yang menjadi tanggungan perusahaan dalam periode yang bersangkutan.
Sumber pemghasilan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
a. Dari usaha pokok, yaitu dari kegiatan yang utama dilakukan oleh perusahaan. Misalnya, dalam perusahaan jasa : hasil penjualan jasa, dalam perusahaan dagang : menjual dan membeli barang.
b. Dari kegiatan luar usaha pokok, yaitu dari kegiatan yang bersifat sampingan atau terjadinya sewaktu-waktu. Misalnya, pada perusahaan jasa : suatu bengkel selain menjual jasa bengkel juga menyewakan kendaraan.
Seperti halnya penghasilan, maka beban-beban yang menjadi tanggungan perusahaan dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu :
a. Beban yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha pokok. Beban-beban tersebut disebut “beban usaha”. Dalam perusahaan dagang, beban usaha terdiri atas harga pokok penjualan, beban-beban usaha penjualan, dan beban-beban administrasi umum.
b. Beban-beban yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan usaha pokok, disebut “beban di luar usaha”, misalnya beban bunga, atau kerugian dari penjualan peralatan kantor yang tidak dapat dipergunakan lagi.
Bentuk Laporan Rugi Laba
Laporan rugi laba disajikan dalam bentuk-bentuk sebagai berikut :
a. Bentuk single step
Dalam bentuk ini penghasilan usaha da penghasilan di luar usaha disusun dalam satu kelompok. Begitu pula beban-beban usaha dan beban-beban di luar usaha pokok. Laba atau rugi bersih dihitung dengan cara mengurangi total penghasilan dengan total beban. Contoh laporan rugi laba bentuk single step adalah sebagai berikut
Bentuk laporan laba rugi single step
PT ABC
LAPORAN LABA RUGI
PER 31 DESEMBER 2004
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Pendapatan :
Pendapatan Jasa
A
Pendapatan Bunga
B
Total Pendapatan
C
Beban-beban :
Beban Sewa
D
Beban Gaji
E
Beban Asuransi
F
Beban Listrik, air, dan Telepon
G
Total Beban
(H)
Laba Bersih
I
Keterangan :
C = A + B
H = D + E + F + G
I = C-H
b. Bentuk multiple step
Dalam bentuk ini, baik penghasilan maupun beban, dipisah secara terperinci antara penghasilan dan beban usaha dengan penghasilan dan beban di luar usaha pokok.
Bentuk laporan laba rugi multiple step
PT ABC
LAPORAN LABA RUGI
PER 31 DESEMBER 2004
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Pendapatan Jasa
A
Beban-beban :
B
Beban Gaji
C
Beban Listrik, air, dan Telepon
D
Total Beban
(E)
Laba Usaha
F
Pendapatan di Luar Usaha :
Pendapatan Bunga
G
Beban-beban di Luar Usaha :
Beban bunga
(H)
Laba di luar Usaha
I
Laba Bersh
J
Keterangan :
E = B + C + D
F = A – E
I = F + I
D. LAPORAN PERUBAHAN MODAL
Dalam perusahaan berbentuk perseorangan, modal pemilik pada awal periode akan berubah sebagai akibat adanya laba atau rugi, dan pengambilan prive pemilik dalam periode yang bersangkutan. Perubahan jumlah modal pemilk dan sumber-sumber yang mengakibatkan perubahan modal tersebut, dilaporkan dalam bentuk laporan perubahan modal (capital statement). Jadi dapat dikatakan bahwa laporan perubahan modal adalah ikhtisar tentang perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu.
Di bawah ini adalah contoh laporan perubahan modal :
BENTUK LAPORAN PERUBAHAN MODAL
SALON LIA
LAPORAN PERUBAHAN MODAL
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 DESEMBER 2005
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Modal, 1 January 2005 A
A
Laba Bersih
B
Prive
(C)
Penambahan(pengurangan) Modal (D)
(D)
Modal, 31 Desember 2005 E
E
Keterangan :
D = B + C
E = A + D
E. LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas merupakan ikhtisar dari penerimaan dan pengeluaran kas untuk suatu periode waktu atau masa tertentu, misalnya sebulan atau setahun, sesuai PSAK No. 2 tentang Laporan Arus Kas. Laporan arus kas dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode akuntansi, berkaitan dengan aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan menggunakan kas dan setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya sangat likuid (tidak lebih dari 3 bulan)
BENTUK LAPORAN ARUS KAS
SALON LIA
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PER 31 DESEMBER 2005
(DALAM RIBUAN RUPIAH)
Arus Kas Kegiatan Operasi
Penerimaan dari Pelanggan
A
Arus Kas Keluar
Pembayaran Gaji
B
Piutang Listrik, air, dan Telepon
C
Pembayaran Sewa
D
Pembayaran Hutang
E
(F)
Arus Kas Masuk(keluar) Kegiatan Operasi
G
Arus Kas Kegiatan Investasi
Penerimaan Kas dari Penjualan Tanah
H
Penerimaan Kas dari Penjualan Investasi
I
J
Arus Kas Keluar :
Pengeluaran Kas untuk Pembelian Tanah
K
Pengeluaran Kas untuk Pembelian Investasi
L
M
Arus Kas Masuk(keluar) Kegiatan Investasi
N
Arus Kas Kegiatan Pembiayaan
Penerimaan Kas dari Penjualan Saham
O
Arus Kas Keluar :
Pembayaran Hutang Obligasi
P
Pembayaran Deviden
Q
(R)
Arus Kas Masuk (keluar) kegiatan Pembiayaan
S
Arus Kas Masuk (keluar) Bersih
T
Saldo Kas, January 2005
U
Saldo Kas, 31 Desember 2005
V